Aku
tak memaksa kalian untuk menyukainya, cobalah baca dulu siapa tahu ada yang
mengena.
- Tetap hangatlah kau dalam gelasku agar tetap membuatku terjaga malam ini, sama seperti selimut menghangatkanmu di sana
- Baik kumulai pagi yang kian meninggi ini dengan secangkir kopi yang sedari tadi menunggu kapan ia akan dieksekusi.
- Semilir angin berteman sunyi, secawan kopi masih menjadi lentera sepiku malam ini.
- Ketika gelasnya tak lagi berisi, aku ditinggalnya sendiri dalam sepi hingga esok pagi datang kembali.
- Sementara disana kau bersuka hingga mabuk bersama selirmu aku takkan berduka sebab tlah kularutkan lara dalam kopiku.
- Di sini ku mabuk rindu tiada tempat lain mengadu lara hati ini selain pada selirku yang kunamai kopi.
- Deskripsi: Di sebelahku ada tumpukan revisi, dengan cangkir kopi yang setengah berisi, sedang akunya sibuk berpuisi tentang kopi.
- Kau tau, ini kopiku dan aku sedang tak ingin berbagi. Biar kunikmati dulu, sudah sana kau pergi.
- Bersama dia aku tak pernah takut melawan panjangnya malam, walau kelam sekalipun.
- Hangatnya hilangkan penat setelah lama aku berkutat dengan benda yg membuat otakku penat. Seteguk kopi mampu cairkan pikiranku.
- Kembalinya hujan dimalam ini menjadikan aku tak tentu rudu, ada rindu. ku sesap lagi kopi tuk hangatkan dan tenangkan diri, biarlah berlalu.
- Dari seteguk kopiku pagi ini, ada setumpuk semangat yang coba bangunkanku dari tidurku selama ini.
- Tersirat dalam tiap sesap yang kau nikmati, tertuang tumpah dalam secangkir kopi pagi ini.
- Berteman kopi di kala sendiri, berkalung mimpi dalam kesunyian, kuanggap semua itu sebagai metamorfosa rindu.
- Seperti halnya rindu; ia adalah candu dan sangat mengganggu, ia menyesatkan tapi tetap nikmat.
- Semoga rasa tetap menggelora hingga batas senja yang tak terduga menjadi warna dengan sejuta pesona menggapai asa selama kita bisa.
- Senja telah kembali, aku teringat lagi janji-janji kita hari itu yang kini terpatri di hati dengan kopi sebagai saksi.
- Pada senja ku titip salam sebuah rasa yang tak ingin kuucap sebab bila ku ucap menjadi-jadilah ia menyiksaku.
- Senja bukan hanya perkara warna, tapi juga rasa yang tercipta saat mata melihat ada kuasa dari Sang Pencipta.
- Pada tumpuk kertas ia terkulai lemas, keringatnya mengucur deras. Tujuannya hanya satu selembar kertas dengan tinta emas
- Pohon ditebang tak ditanam ulang; sampah dibuang sembarangan. Panas seminggu kekeringan; hujan seharian banjir yang datang.
- Kepada mata yang terhormat, haruskah saya berkirim surat agar engkau secepatnya punya niat untuk memejam sejenak.
- Siang, sudut terang dimana para bintang sedang menghilang dari pandangan. Tapi tetap terasa gelap saat mata terpejam untuk tidur siang.
- Tentang budaya aku tak terlalu pandai menilai sebab semua kita punya meski berbeda, yang baik hendaknya dijaga yang buruk masukan ke neraka.
- Bulan, tempat beranak pinak yang bernama tanggal. Ya almanak. Sayang yang dicinta hanya yang muda, yang tua suka bikin menderita.
- Bintang, bercak berwarna pada ruang yang terbentang di atas sana, indah bila tampak jauh apa lagi jika sedang jatuh.
- Terkadang inspirasiku adalah mereka, namun sayang mereka bahkan menganggap aku tak pernah ada. Terima kasih sang idola.
- Untuk mengakhiri kita harus memulai, sesederhana itu namus sulit dilaksanakan.
- Terkadang sesuatu yang indah bukan karena corak dan warnanya melainkan kepolosan dan sifat alaminya.
- Kemarin aku lupa akan mentari pagi bahkan apa itu pagi, sesal kurasa begitu tahu waktu begitu mudah berlalu.
- Jika disini ada kasur, aku ingin tidur dalam damainya dengkuran. Terlalu lelah mata ini menatap sesuatu yg tak bisa kuukur.
- Dulu aku sering berpuisi, seiring kesepian dan rasa mati yang menghampiri, ianya hilang terbawa pergi bersama suasana hati.
- Rahasia, kitalah yang menjaganya bukan mereka apalagi dia. Semua hanyalah tentang mulut yang berbicara.
- Kita tak tahu sampai batas mana kita mampu menjaga. Rahasia antara kita hanya kita bertigalah yang tahu.
- Kita tak tahu sampai batas mana kita mampu menjaga. Rahasia antara kita hanya kita bertigalah yang tahu.
- Dengan mata berkaca-kaca, ia masih terjaga. Nyaris setengah tiga.
- Kakiku adalah tunjar yang selalu membuatku berdiri teguh, tanpanya aku lumpuh.
- Hatiku adalah penyaring, bagai filter pada sebatang lisong. Berusaha membuat lebih baik walau kadang pula munafik.
- Otakku adalah diktaktor, ialah kreator dibalik semua masalah yang ada, karena yang lain hanya manggut-manggut pada titahnya.
- Jantungku adalah bom waktu, setiap detiknya menghitung mundur hingga kelak terhenti, untuk kembali pada-Nya.
- Tengah malam waktu ia pulang, dengan mata berkunang-kunang, terombang-ambing dengan beban dalam keranjangnya.
- Sejadi-jadinya meraung nada kesedihan tanpa kata terujar, hanya terpancar dalam balutan wajah penuh kepalsuan.
- Hanya dalam mimpi kita dapat terbang menjelajah segala ruang, sedang nyatanya terbentang jurang yang tak dapat kuseberangi.
- Kau menjadi sebuah candu dalam rupa rindu, mengganggu tiap tidurku, tapi aku suka.
- Hidupku berbekal kenangan pada kisah indah yang selalu membuatku bergairah, harusnya kamu juga gitu.
- Meski ku tahu kau raja penjilat, jangan harap muslihatmu membuatku terjerat, aku lumayan pandai berkelit.
- Titik-titik hijau yang menghitam legam pada sebuah asa, menjadi serpihan rindu yang selalu kau acuhkan.
- Hujannya selesai, dinginnya terasa abadi, mungkin secangkir kopi adalah jawaban tepat temani dan hangati sepiku malam ini.
- Aku begitu mengerti akan rindu, sepi, dan menanti, tapi ku tak tahu pasti hatimu. Semoga sama sepertiku.
- Kisah bercerita hati mulai terpana membaca segala suasana menerka apa kau juga begitu, rindu.
- Kutahu, bukan aku saja yang mengagumimu dalam tiap lakumu, tapi yang kutahu pasti, ada rindu dariku untukmu tiap waktu.
- Nanar aku bila berputar, berputar mengintar masa lalu waktu itu. Rasa memang menggelora tapi sayang masa tak dapat ku paksa.
- Jawaban adalah ketegasan, atas ya tidaknya perasaan yang terlontar walau sedikit bergetar tapi kupastikan aku tegar.
Yang ini sialan banget, udah baca serius2 taunya... : Di sini ku mabuk rindu tiada tempat lain mengadu lara hati ini selain pada selirku yang kunamai kopi. keren-keren kalimat-kalimatnya.. :)
BalasHapusThanks at as kunjungannya gan.
BalasHapusAh ah ah sudah lah
BalasHapus