Mulai dari sejarah nama secangkir kopi dengan slogan "tadi
bubuk sekarang ampas", hingga isi perut bolg.
Mulai dari sejarah
Nama blog ini terinspirasi dari
kebiasaan buruk saya. Benda yang bernama kopi itu rasanya tak
bisa jauh dari diri saya. Intinya tiada hari tanpa kopi, tanpa kopi hari terasa
hampa. Buruk banget ya. Hobi kopi atau suka ngopi memang sudah dilakoni sejak
lama. Dimulai dari rumah, hingga asrama, kost-kosatan, hingga kini. Jika
dihitung mungkin sudah berkarung-karung kopi yang terhabiskan oleh saya.
Entalah kalau ampasnya.
Kopi identik dengan hitam, tapi
entah kenapa sekarang ada yang namanya luwa* whit* coffee. Kopi juga identik
dengan minuman penghilang kantuk, katanya sih. Banyak orang yang setelah minum
kopi rasa kantuk yang tadinya membuat ngantuk menjadi hilang alias melek lagi.
Dan pada prinsipnya jika hedak tidur maka janganlah kamu minum kopi. Tapi
sepertinya hal tersebut tak berlaku bagi saya, bahkan kadang sebelum tidur
malah ngopi dulu, ndak ngepek tuh, atau emang dah kebal atau
penyakit. Biarkan sajalah.
Berdasarkan penjelasan singkat di
atas [skripsi mode on] maka dapat disimpulkan bahwa penulis merasa tertarik
dengan judul [nama blog] "Secangkir Kopi" beserta slogannya, "tadi bubuk sekarang
ampas", dikarenakan
beberapa pertimbangan, baik buruknya; bebet bobotnya berdasarkan pengalaman dan
pengamatan serta efek pertemanan terhadap cangkir kopi.
Lanjut ke isi perut blog.
Tulisan-tulisan [postingan] dalam
blog ini merupakan perpaduan atara realita para penderita sastra
gadungan, bloger gadungan [juga], mahasiswa tua, dan beberapa hal
seputar perangkat mengenai dunia pembelajaran. Selain hasil perpaduan dari
berbagai tulisan dari tugas kuliah, pengamatan terhadap lingkungan, batin, dan
sosial. Tulisan dalam blog ini juga merupakan postingan ulang [repost] dari
beberapa sumber yang menurut saya bolehlah saya postingkan dalam blog saya.
Walau banyak repost tak masalah asal sumber awal tetap
dicantumkan.
Bila ditanya genre apa blog ini? Kadang binggung juga mau jawab apa. Itu dikarenakan isi [postingan] dalam blog ini campur-baur, tak ada kejelasan masuk genre apa. Ada keinginan juga untuk membuatnya menjadi satu blog yang punya genre tetap, genre copy paste misalnya, atau genre sastra. Tapi entahlah, biarkan saja. Mungkin banyak genre dengan macam postingan yang berbeda itu indah, iya karena perbedaan itu indah, entahlah.
Akhirnya, inilah qoute yang mungkin bisa kuberikan untuk pembaca:
Ada hati yang tak dapat kumengerti, tapi tak ada kopi yang tak dapat kunikmati (termasuk copy paste)
Maaf kalau postingannya agak
cacat, harap maklum.
