Otakku
adalah diktaktor, ialah kreator dibalik semua masalah yang ada, karena yang
lain hanya manggut-manggut pada titahnya. Ia juga jadi hard disk namun sayang
isinya film semua.
Telingaku
adalah radar yang hanya mendeteksi suara. Baginya tanpa melihat, ia bisa tahu
darimana itu bersumber, asalkan bukan buku rujukan. Dan spesial untuk kamu, ia
punya satelit sendiri yang bisa mendeteksi kebohongan lewat getaran.
Mataku
adalah kumpulan lensa, metamorfosanya bisa jadi kamera untuk menentukan fokus
yang bagus. Tugas utamanya adalah memata-matai sebagai tugas khusus dari sang
diktaktor. Tapi sayang, ia sering dipaksa begadang, hingga kadang jadi tak
fokus. Kasihan.
Mulutku
adalah bagian yang plinplan. Ia kadang jadi bingung ketika otak dan hati saling
adu argumen. Ia bergerak dibidang tarik suara namun kadang tak bersuara jikalau
sedang bingung. Ia juga menerima jasa persuapan, tapi bukan koruptor. Semua
yang ada bergantung pada banyak dan komposisi suapan.
Jariku
adalah harimauku, dan itu hanya berlaku ketika ia berada pada sebuah keyboad.
Selebihnya ia hanyalah kuli dari sang otak yang merancang segala gerakannya.
Kakiku
adalah tunjar yang selalu membuatku berdiri teguh, tanpanya aku lumpuh. Walau
kini ia kadang malas berjalan jauh, itu juga karena otak yang memberinya tugas
untuk sekedar menginjak pedal dan menjadi penopang ketika rodaku hanya dua.
Batangku
adalah aset dan juga distributor. Ialah penyalur produk dari PT biji, padanya
kutitipkan kehidupan generasi mendatang. Hanya digunakan ketika itu benar-benar sah dan halal adanya. Walau tegangnya kadang tak membuat
senang, tapi ada pula yang tak senang kalau ia tak bisa tegang.
Hatiku
adalah penyaring, bagai filter pada sebatang lisong. Berusaha membuat lebih
baik walau kadang munafik.
Jantungku
adalah bom waktu, setiap detiknya menghitung mundur hingga kelak terhenti untuk
kembali pada-Nya.
Dan
kamu, yang lainnya yang belum kutulis seperti di atas, itu karena aku sedang
mikir baiknya kamu kuperankan jadi apa.
Kalian
memang luar bisa. Tanpa kalian, aku bukanlah apa-apa. Mungkin seonggok daging
yang diumpan pada anjing.
"kakiku adalah tunjar yg membuatku berdiri teguh, tanpanya aku lumpuh" sumpah gue suka bgt. keren broh!
BalasHapushendrifahrezi.blogspot.com
Thanks Bro.
Hapusbolehlah sedikit inspiratif untuk seorang kreatif tanpa banyak basa basi karena katanya tak basi untuk di sasi
BalasHapusTumben ketikannya benar semua, biasa kau ada jag kurang huruf boy.
HapusSebatang lisong dan secangkir kopi penambah inspirasi agar "anu" menegang tanpa henti
BalasHapusHemm.
Hapuskeren nih artikelnya.
BalasHapusgimana dengan bulu hidungku? tanpanya aku kesulitan menyaring udara. kotoran langsung merasuki paru-paruku
Haha, thanks bro tambahannya. retuit dululah.
Hapustanganku adalah penyangga untuk melakukan aktivitas sebagaimana mestinya,
BalasHapuskeren lah bro :)
Thanks bro.
Hapusdiriku adalah aku yang lagi baca klausa kau yang yang rapi tersusun oleh diksi termotivasi oleh karena itu aku bisa bilang kereeeeeeen
BalasHapushahaha
Haha, thanks bro
Hapuskeren nih artikelnya puitis banget:D sampai2 batangku pun juga ada, lengkap dah
BalasHapusJangan fokus pada batangnya gan.. ^____^
Hapusfokus pada lobang aja bro ...
BalasHapusPuitis dan kreatif. Nice post sob.
BalasHapusBaiklah jika begitu adanya.
BalasHapusBisa gitu ya.. Lucu tapi okelah
BalasHapus