Ketika
asaku di atas kertas
Tinta
warna hitam itu tak kian bertambah
Hanya
lembar demi lembar yang semakin kusam
Terjamah
namun tak bertambah
Otak kiri
dan kanan hanya bisa mengeluh
Menahan
semua ide dan khayal yang hanya menambah
Sesaknya
rongga di kepala
Asaku
adalah kertas bersama tintanya.
Tangan
yang malas dan hari yang terlepas membuat asaku nyaris mencapai naas.
Oh...
kertas yang kusam mengapa kau begitu berharga
Tak kala
semua uangku lepas, otak terkuras
Hingga
tangan yang lemas berjuang agar kau tumpas, beres.
