Bayaran Rindu #1

raymunduswendi | Oktober 17, 2013 |



Setelah selesai berkemas, Rafa langsung berangkat menuju rumah Ria. Dengan kuda besi berwarna biru dipadu remang kabut malam, tak membuatnya merasa ragu untuk bertemu dia yang lama ia rindu.

Tiba disana dengan suasana sepi. Entah apa yang terjadi. Tak biasanya lingkungan tempat tinggalnya seperti itu, selalau ada keriuhan dibalik bangunan kokoh bertingkat dua itu.

“Aku udah di depan ni” sebuah sms dikirim, sekedar memastikan bahwa Ria memang ada di rumah.

Tanpa balasan pintu terbuka, sesosok tubuh yang tak asing namun tampak berbeda muncul dibalik daun pintu itu. Ia menutup kembali, dan mengunci pintu itu. Senyum yang lama tak terlihat begitu penuh rona bahagia ketika ia melempar sebuah senyum khasnya sambil berjalan menuju ke arah Rafa.

“Oke, kita berangkat.” Ucapnya sambil menaiki si kuda biru yang siap dipacu menuju tempat yang tak tentu. Memang tak ada tujuan pasti ketika Rafa mengajak Ria untuk keluyuran malam itu.

“Kemana orang-orang, tumben kok malam ini sepi?” Tanya Rafa sambil fokus menatap jalanan.

“Orang rumah barusan keluar, mereka pergi ke undangan teman papa.” Jawab Ria sambil mengatur posisi duduk yang ia rasa belum begitu pas.
“Trus kita mau kemana?” tanya Ria

“Enaknya kemana, aku juga belum ada tujuan ni. Jawab Rafa dengan nada seenaknya.
Entah jawaban yang menyenangkan ataupun menyebalkan, tapi begitulah sikap Rafa, cuek.

“Terserahlah, yang nyopirkan dirimu, aku sih ikut aja.” Balas Ria.

“Andai ada tempat yang bernama terserah, mungkin tempat itulah yang paling ramai waktu semua orang tak punya tujuan pasti” Kata Rafa dengan nada sok mengejek.

“Iih, udahlah, kita mutar-mutar aja dulu ke pusat kota, siapa tau ada tempat yang pas nanti, baru kita singgah.”

Motor kian melaju, perbincangan kedua remaja itupun semakin seru. Maklum, masa selama tiga bulan tak pernah bertemu membuatnya begitu banyak cerita antara mereka.

Sedang asiknya bercerita,  Rafa yang mengemudi lupa berbelok ke arah bundaran. Ia mengambil jalur lurus yang bukan menuju pusat kota. Sambil menertawakan kesalahan itu, obrolan kedua remaja itu tampak semakin seru. Hingga tiba pada sebuah belokan dan mereka berlalu.


Rasanya tak ingin kulanjutkan cerita ini karena aku hilang materi, mungkin karena sesak banyaknya asap yang hinggap dengan sengaja dalam benakku. Okeh, baiklah ini dia.
Motor masih melaju dengan kondisi malam yang sedikit berkabut, ya itu karena asap kiriman dari daerah yang pada saat itu sedang musim membakar hutan untuk ladang. Rafa dan Ria masih asik ngobrol di atas motor, entah obrolan apalah itu, tapi tampaknya begitu seru sehingga sepertinya Rafa yang mengemudi tak terlalu fokus pada jalan. Itu membuatnya kadang ngerem mendadak karena tiba-tiba di depannya ada kendaraan lain yang tak disadarinya entah datang dari mana. Malam itu memang bukan malam minggu, malam jumat malahan. Tapi apalah daya ketika rindu ingin bertemu, ku rasa kau juga tahu apa yang harus dilakukan.
Di depan ada sebuah belokan, tepatnya pertigaan. Rafa agak sedikit kebingungan hendak belok ke arah mana.
“Ya, belok kemana nih” tanyanya pada Ria dengan harapan setidaknya ia tidak bingung memutuskan hendak ke arah mana.
“Ah, terserah kau sajalah, aku sih pasrah”
“ ...”
Namun apalah daya bila semua jawaban bila ditanya kemana dijawab dengan terserah. Rafa tak bisa menyalahkan ria karena memang yang ngajak keluyuran itu Rafa, harusnya ia sudah punya satu tempat yang akan dituju bila tak mau bingung seperti itu.
Dengan sedikit keraguan akhirnya ia memutuskan untuk belok ke arah kanan. Ada banyak tempat memang yang bisa di tuju di sana, salah satunya taman kota.
“Eh ya, gimana kalau kita singgah di taman kota, yang sekedar istirahatkan motor, kasian dia dari tadi jalan terus, dinaiki lagi, berdua lagi”
“ayolah, aku juga capek duduk terus, eh kita ngopi aja ya disana”

“okelah kalau begitu” jawab Rafa kemudian menampah sedikit pulasan pada gas motornya.

Bersambung... [jika emang ada niat nyambungnya]

Share to

Facebook Google+ Twitter Digg
Comments
0 komentar:

Posting Komentar

Manusia akan berkomentar dengan bahasa yang baik, sopan, dan santun. Silakan berkomentar yang bersifat membangun. No Rasis, No SARA, No Long orang boleh.