Setelah dikumpulkan.

raymunduswendi | Februari 13, 2014 | 3 Comments so far
Aku tak memaksa kalian untuk menyukainya, cobalah baca dulu siapa tahu ada yang mengena.
  1. Tetap hangatlah kau dalam gelasku agar tetap membuatku terjaga malam ini, sama seperti selimut menghangatkanmu di sana
  2. Baik kumulai pagi yang kian meninggi ini dengan secangkir kopi yang sedari tadi menunggu kapan ia akan dieksekusi.
  3. Semilir angin berteman sunyi, secawan kopi masih menjadi lentera sepiku malam ini.
  4. Ketika gelasnya tak lagi berisi, aku ditinggalnya sendiri dalam sepi hingga esok pagi datang kembali.
  5. Sementara disana kau bersuka hingga mabuk bersama selirmu aku takkan berduka sebab tlah kularutkan lara dalam kopiku.

Masa Dimana Gadget Belum Berjaya

raymunduswendi | Januari 25, 2014 | Jadilah yang pertamax!

Zaman sekarang perkembangan teknologi sangat pesat. Khususnya para remaja mereka tentunya tak mau ketinggalan untuk masalah yang satu ini. Indonesia merupakan negara yang sangat konsumtif terhadap barang yang bernama gadget. Tak banyak yang tak tahu gadget itu seperti apa, mungkin dari segi pengertian banyak yang tak bisa menjelaskan, tapi saya percaya mereka tau bentuk gadget itu yang seperti apa. Sebagian kecil mereka yang mungkin tak kenal benda yang bernama gadget adalah orang-orang tua yang hidup pada masa 300 SM, dan mereka yang tinggal di daerah dengan keterbatasan baik infrastruktur maupun media komunikasi. Untuk masyarakat perkotaan rasanya mustahil mereka tidak tahu.

Lalu apa yang akan saya bahas dalam tulisan ini.
Sebagai seorang manusia yang pernah hidup dimasa lalu dimana benda yang bernama gadget belum begitu popular dan bahkan belum ada, saya rindu dengan masa itu. Teringat ketika musim hujan main bola walau berenang dalam lumpur dan kubangan sapi dan ketika pulangnya ditunggu bapak atau ibu dengan sebilah rotan atau kayu, saya tetap ingin kembali kemasa itu. Tak hanya itu ada banyak hal-hal menarik lainnya yang saat ini sudah agak susah ditemui. Main lompat tali, main petak umpet, main pipit, main cengkrek dan lainnya.

Hal yang berbeda dari kedua masa itu adalah cara interaksinya. Dulu kita berinteraksi di dunia nyata, sedang dizaman gadget (kebanyakan) didunia maya, dan bahkan kita mungkin tak kenal dan tak pernah bertemu dengan orang itu. Selain interaksi, kerjasamanya juga beda. Pada zaman dulu kita ketemu langsung dengan tim main kita, katakanlah main bola kita bisa nendang bolanya secara nyata bahkan nekel teman juga bisa. Zaman gadget mana bisa nyata, kita cuma nekan-nekan stik PS atau ngatur strategi di game-geme online.

Ilustrasi
Interaksi sosial di dunia nyata juga cenderung jadi berkurang. Semisal ada contoh seperti ini. Kita sedang duduk bersebelahan dengan orang lain, katakanlah sedang menunggu antrean. Dulu, orang cenderung lebih suka bertutur sapa, kenalan, lalu membicarakan berbagai hal, ya walaupun sebenarnya nggak penting-penting amat, yang penting ada topik dan kita ataupun orang disebelah kita nggak dicuekin atau dikacangin. Tetapi sekarang orang lebih cenderung buka gadgetnya, baik itu smartphone maupun tablet dan sibuk dengan browsingan internet atau updet dan komenan di media sosialnya, sementara orang yang ada disebelahnya dicuekin. Jadinya ya terkesan sombong dan nggak mau berinteraksi. 

Nggak semuanya sih kayak gitu tergantung orangnya jga, tetapi ya itu memang terjadi. Semoga saja saya, kamu dan dia bukan satu di antara yang melakukannya. 

Sumber gambar